Sunday, February 19, 2012

Son And Dad


Do you work? Are you a parent? Are you a son or a daughter? ...If your answer is YES to any of the three, then this is something for you ....


A man came home from work late, tired and irritated, to find his 5-year old son waiting for him at the door.

SON: "Daddy, may I ask you a question?"
DAD: "Yeah sure, what is it?"
SON: "Daddy, how much do you make an hour?"
DAD: "That's none of your business. Why do you ask such a thing?"
SON: "I just want to know. Please tell me, how much do you make an hour?"
DAD: "If you must know, I make $100 an hour."
SON: "Oh! (With his head down).
SON: "Daddy, may I please borrow $50?"

The father was furious.

DAD: "If the only reason you asked that is so you can borrow some money to buy a silly toy or some other nonsense, then you march yourself straight to your room and go to bed. Think about why you are being so selfish. I work hard everyday for such this childish behavior."

The little boy quietly went to his room and shut the door.

The man sat down and started to get even angrier about the little boy's questions. How dare he ask such questions only to get some money?

After about an hour or so, the man had calmed down, and started to think: Maybe there was something he really needed to buy with that $ 50 and he really didn't ask for money very often. The man went to the door of the little boy's room and opened the door.

DAD: "Are you asleep, son?"

SON: "No daddy, I'm awake".
DAD: "I've been thinking, maybe I was too hard on you earlier. It's been a long day and I took out my aggravation on you. Here's the $50 you asked for."

The little boy sat straight up, smiling.
SON: "Oh, thank you daddy!"

Then, reaching under his pillow he pulled out some crumpled up bills. The man saw that the boy already had money, started to get angry again. The little boy slowly counted out his money, and then looked up at his father.

DAD: "Why do you want more money if you already have some?"

SON: "Because I didn't have enough, but now I do.

"Daddy, I have $100 now. Can I buy an hour of your time? Please come home early tomorrow. I would like to have dinner with you."

The father was crushed. He put his arms around his little son, and he begged for his forgiveness...


It's just a short reminder to all of you working so hard in life.
We should not let time slip through our fingers without having spent some time with those who really matter to us, those close to our hearts.

Try to spend more that a $100 worth of your time with the ones you love.

If we die tomorrow,
the company that we are working for
could easily replace us in a matter of days.

But the family and friends we leave behind
will feel the loss for the rest of their lives.

And come to think of it,
we pour ourselves more into work than to our family.

Some might have read this already from somewhere, but it wouldn't hurt to remind us again where our priorities should lie...

Go on. Your son or your daughter might already be waiting for you to walk through the door... Give them the tightest hug you can ever give and whisper "I Love You" to their tiny little ears....

Because these three words might seem a little overused for some, but will definitely be remembered and felt by your little ones.

Sunday, February 5, 2012

Surat Terakhir


Aku ke luar rumah duduk dekat dengan kolam ikan yang di buat oleh ayahku atas permintaan aku. Jika di imbas kembali pasti aku akan tersenyum mengingat begaimana cara aku memujuk ayahku untuk membuat kolam tersebut. Kerana aku hanya ada tiga orang adik-beradik, jadi ayah dan ibu memanjakan aku,adik lelakiku dan adik perempuanku. Aku meminta ayah membuat kolam itu setahun lepas dan meminta agar kolam itu di buat berhampiran bilik tidurku. Jadi jika aku hendak mengambil angin tau tenangkan fikiran, aku akan keluar dan duduk dekat kolam tersebut.
Malam ini aku di temani oleh bintang-bintang di langit sana dan juga angin malam yang bertiup perlahan-lahan. Tidak ada tanda-tanda hendak hujan pun malam ini. Perlahan-lahan aku membuka sampul surat berwarna biru berbunga-bunga itu kata ibu surat untukku. Aku membaca isi surat tersebut.
Chaerlye..
Apa khabar Chaerlye, uncle, aunty dan adik-adik Chaerlye di sana? Saya harap Chaerlye sihat-sihat saja disamping keluarga tersayang. Maaflah jika kedatangan surat ini menganggu Chaerlye dan juga secara tiba-tiba. Saya sebenarnya hendak bertanyakan tentang perkembangan Chaerlye sahaja dan juga bertanyakan keadaan Chaerlye. Maklumlah sudah berapa tahun kita tidak bertanya khabar masing-masing. Saya sekarang sedang melanjutkan pelajaran di sebuah university ambil jurusan perubatan dan sekarang berada dalam semester akhir.
Baru-baru ini saya ada balik ke kampung bersama dengan mama dan papa yala sudah agak lama tidak balik ke kampungkan. Saya ada ke rumah nenek Chaerlye kira-kira hendak berjumpa dengan Chaerlye tapi Chaerlye tidak ada. Nenek Chaerlye ada tunjukkan gambar-gambar Chaerlye.  Wah! Makin cantik nampaknya Chaerlye sekarang ini. Saya ada ambil sekeping gambar maaf jika saya ambil gambar Chaerlye sesuka hati. Banyak perubahan yang saya nampak pada Chaerlye. Saya suka tengok ketika Chaerlye berambut pendek nampak comel. Hehe.. Tapi kalau Chaerlye  berambut panjang pun apa kurangnya nampak matang.
Mama dengan papa kirim salam dekat Chaerlye sekeluarga dan mereka puji-puji Chaerlye. Mereka ucapakan tahniah kepada Chaerlye atas kejayaan yang di capai oleh Chaerlye. Jika di izinkan selepas tamat saja pengajiaan dan mendapat kerja, saya ingin hantarkan rombongan. Itu pun jika Chaerlye belum di miliki oleh sesiapa. Telah lama saya pendam hasrat ini sejak kita berada di bangku sekolah lagi. Tapi memandangkan waktu itu kita masih muda dan saya belum lagi berjaya jadi saya pendam saja. Saya juga tidak ingin persahabatan kita musnah hanya kerana saya meluahkan perasaan saya.
Telah banyak gadis yang telah saya temui sepanjang pengajiaan saya tapi seorang pun tidak ada yang berkenan di hati. Chaerlye berbeza dengan gadis-gadis lain dan mereka tidak ada apa yang Chaerlye ada. Izinkan saya menjaga Chaerlye seumur hidup saya. Saya ada bagitau mama dan papa tentang hasrat saya ini dan mereka kata jangan di lama-lamakan jika dah berkenan. Nampaknya sudah terlalu panjang saya menulis surat ini jika ada kesempatan lagi saya akan menulis surat untuk Chaerlye. Saya mengundur diri dahulu.
Razmye....

Aku duduk termenung memandang surat yang di berikan oleh Razmye memikirkan tentang kebenaran surat tersebut. Benarkah surat itu daripada Razmye dan di tulis sendiri oleh Razmye? Aku masuk ke dalam rumah dan pergi ke ruang tamu mencari papa dan mama. Aku memberi tahu papa dan mama apa yang ada dalam kandungan surat yang di berikan oleh Razmye.
“Cha dah besar untuk buat keputusan sendiri semua itu terpulang dari diri Cha saja. Kami ikut saja.”
“Tapi papa, Cha cuma mahu minta pendapat papa dan mama saja.”
“Kalau mama memang mama suka sangat dengan Razmye tu dan mama senang sekali jika dia jadi menantu mama.”
“Ya papa juga begitu. Fikirlah keputusan ada di tangan Cha saja itu dan rumah ini sentiasa terbuka menyambut kedatangan Razmye.” Aku tunduk melihat lantai fikiranku bercelaru. Mama memegang bahuku
“Mama tahu Cha sedang tunggu seseorang dalam hidup Cha tapi sampai sekarang orang tu tidak muncul-muncul. Cha boleh tunggu tapi sampai bila Cha kena tunggu?”
“Cha pun tidak tahu tapi Cha dapat rasa dia ada berhampiran dengan Cha sekarang dan Cha bingung sebenarnya.”
“Cha fikirlah masak-masak jangan mengambil keputusan yang merugikan diri sendiri dan membuatkan Cha menyesal. Papa tidak mahu tengok Cha merana.” Aku memeluk papa dan mama. Saat itu ingin saja aku menangis tapi aku tahan saja.
Aku kembali ke luar melihat langit dan juga melihat ikan-ikan yang berada di dalam kolam. Aku sebenarnya bingung dengan apa yang sedang berlaku ini tapi mama ada betulnya juga sampai bila aku harus menunggu. Lama aku berfikir dan termenung akhirnya aku mengambil pen dan kertas hendak membalas surat Razmye.
Razmye....
Mama dengan papa sihat begitu juga dengan adik-adik kecuali saya yang tidak berapa sihat. Kebelakangan ini selalu saja saya merasa sakit kepala dan kadang menyebabkan menganggu tumpuan saya. Mama dangan papa ada sarankan saya berjumpa doctor tetapi saya belum ada masa lagi. Nanti tunggu masa yang sesuai dulu saya akan ke hospital membuat pemeriksaan. Razmye dan keluarga pula apa khabar sekarang ini? Saya harap semua dalam keadaan yang baik saja.
Daripada cerita Razmye nampaknya Razmye sekarang sedang menuju kearah kejayaan. Wah! Baguslah itu. Memang itu impian Razmye sejak di bangku sekolah lagikan ingin mengambil jurusan perubatan. Tercapai juga impian Razmye akhirnya itulah di namakan berkat daripada usaha yang kita lakukan. Saya pula sekarang ini sedang melanjutkan pelajaran di sebuah university sama dengan Razmye ambil bidang perubatan juga. Hehe. Memang susah juga untuk saya menghafal nama-nama dalam science ini pada mulanya yala Razmye pun tahu juga waktu di bangku sekolah saya bukannya mengambil aliran science.
Walaupun susah tapi syukur saya dapat juga sampai ke peringkat ini. Mesti Razmye tertanya-tanya kenapa tiba-tiba saya mengambil jurusan inikan? Sebenarnya minat itu datang secara tiba-tiba. Papa pernah bawa saya ke rumah orang kurang upaya di sana saya melihat bagaimana mereka meneruskan hidup mereka. Saya pernah bertanya pada papa kenapa mereka jadi begini tapi papa jawab “kalau Cha ambil bidang perubatan satu hari nanti pasti Cha tahu apa puncanya.” Sejak itu saya mencari banyak maklumat tentang jenis-jenis penyakit tapi saya sendiri tidak faham. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk melanjutkan pelajaran dalam bidang perubatan. Tapi sebenarnya papa memang nak sangat saya mengambil bidang ini cuma tidak pernah papa suarakan.
Kebelakangan ini saya sibuk dengan tugasan-tugasan yang diberikan dan belum ada cuti lagi jadi sebab itu saya belum dapat balik ke kampung. Rupanya Razmye selongkar album-album di rumah nenek ya? Ikhlas ke pujian yang di berikan oleh Razmye tu? Kalau ikhlas terima kasih dan kalau tidak ikhlas pun terima kasih juga. Tapi saya ini biasa-biasa saja pun mana ada lebihnya. Salam aunty dan uncle di terima dan terima kasih atas ucapan tu. Semua itu atas berkat doa mama dan papa, mereka  juga tidak pernah jemu memberikan sokongan kepada saya.
Tak usahlah Razmye puji saya lebih-lebih kerana belum tentu orang lain juga merasa begitu dan di mata Dia semua sama saja tidak ada bezanya. Jika di ikutkan siapalah saya ini. Gadis-gadis yang Razmye temui itu semuanya mempunyai kelebihan masing-masing cuma Razmye saja yang tidak pernah mahu membuka hati Razmye untuk cuba untuk memahami mereka. Razmye tidak pernah cuba untuk selami hati mereka sebab itu Razmye tidak tahu. Jangan hanya melihat pada luaran saja kerana belum tentu apa yang di lihat itu benar.
Hati saya sememangnya telah dimiliki dan saya bahagia sangat kerana saya cukup di sayangi olehnya. Dalam hati saya tidak ada yang mampu mengantikannya seumur hidup saya iaitu papa dan mama. Sekarang telah ada orang yang menawarkan diri untuk menjaga saya seumur hidup. Hasrat Razmye di terima dan papa cakap rumah ini sentiasa menyambut kedatangan Razmye bila-bila masa saja. Cuma satu saja harapan saya pada Razmye. Cintailah saya seperti sungai yang akan sentiasa mengalir dan jangan cintakan saya seperti ros yang akan mati apabila musim berganti. Semoga keputusan ini adalah yang terbaik dan kata-kata Razmye itu di kotakan. Salam sayang...
Chaerlye..

Akhirnya tamat juga pengajianku dalam bidang perubatan dan berjaya juga aku memiliki segulung ijazah. Sekarang aku berkerja di sebuah hospital dan sememangnya rumahku juga tidak jauh dari hospital tersebut. Jika mempunyai rezeki aku ingin menyambung pengajianku ke tahap yang lebih tinggi lagi.
“Sudah bersedia dengan kedatangan Razmye besok?” soal papa kepadaku
“Ya papa sudah sedia pun.”
“Tapi kenapa nampak tak gembira saja ni?” soal mama pula yang tiba-tiba muncul
“Tidak ada apa-apa mama cuma penat saja dengan kerja.”
“Itulah Cha kalau kerja tidak ingat nak rehat.” Aku senyum dan berdiri hendak ke bilikku.
Hatiku semakin risau memikirkan tentang besok adakah aku betul-betul telah sedia atau tidak. Maafkan aku, Irfan kerana tidak mampu menunggu Irfan lagi sampai di sini saja penantiaan yang tidak pasti ini. Tiba-tiba ada e-mail yang masuk, aku bangun menghadap laptopku melihat e-mail daripada siapa. Nafasku terhenti seketika melihat nama penghantar e-mail tersebut.
How are you my sweetheart?  Sorry lama tak bagi e-mail dekat Cha. Irfan busy sangat sorry ya sweety.. miss you very-very much.. Irfan ada good news untuk Cha. Tidak lama lagi Irfan akan balik dan Irfan kira nak datang rumah  jumpa parents Cha. Tidak sabar rasanya tiba masa itu. Okey Irfan kena pergi dulu urus benda yang harus di bawa nanti. Love you sweetheart. Jangan nakal-nakal tau.. Wait me back. J
Tanpa aku sedari airmataku jatuh perlahan-lahan hatiku sangat sakit ketika itu tidak ada apa yang mampu aku lakukan lagi. Besok aku akan menjadi tunang orang dan berakhirnya kisah aku bersama Irfan. Aku tutup laptopku tidak mampu lagi melihat kata-kata yang ada di dalamnya. Aku biarkan saja airmataku jatuh
“Cha kenapa ni?” soal mama yang baru saja masuk ke dalam bilikku. Aku memeluk mama menangis sepuas-puasnya seperti anak kecil.
“Kalau ada apa-apa Cha bagitau mama risau mama Cha begini.” Aku hanya membisu seribu bahasa tidak tahu apa lagi yang harus aku katakan kepada mama. Lama aku membisu akhirnya aku bersuara
“Mama tadi Cha menerima e-mail dari Irfan katanya tidak lama lagi Irfan akan balik dan mahu berjumpa dengan mama dan papa...” aku tidak sanggup meneruskan kata-kataku
“Cha ada bagitau Ifran?”
“Cha tidak sanggup mama. Cha tidak sanggup.”
“Jika Cha mau batalkan majlis pertunangan Cha besok baik Cha bagitau sekarang.”
“Tidak perlu mama. Teruskan saja.”
“Tapi mama tidak mahu tengok Cha begini.”
“Cha okey saja mama.”
Hari ini aku akan menjadi tunang orang semuanya atas keputusanku juga tapi aku juga tidak mampu membohongi perasaanku sendiri. Aku akan bertunang dengan lelaki yang tidak aku cintai. Bahagiakah aku nanti? Meski pun aku mengenali Razmye dari bangku sekolah lagi tapi aku tidak pernah mempunyai perasaan terhadapnya. Aku hanya mencintai Irfan seorang saja dan dialah lelaki pertama yang aku cintai di dalam hidupku. Tapi cintai boleh berputik perlahan-lahan selepas berkahwin kata orang aku harap begitulah.
“Cha keluarga Razmye sudah datang tu mari keluar.” Kata mama
“Ya mama.” Aku bangun dan keluar dari bilikku. Jantungku seperti hendak berhenti saja ketika itu. Aku duduk di sebelah mama dan ketika itu aku rasa ada setitik air mata jatuh tapi cepat-cepatku sekat.
“Maaf Razmye kata dia lambat sedikit datang ada urusan sebentar katanya.”
“Oh! Tidak apa-apa boleh di tunggu. Sila minum.” Kata mama
“Aunty sebenarnya saya ada benda mahu cakap dekat aunty dan uncle.”
“Ya apa tu Cha?”
“Saya....” belum sempat pun aku menghabiskan ayatku tiba-tiba seseorang bersuara dari arah pintu.
“Maaf saya terlewat.” Aku hanya tunduk ketika itu dan tiba-tiba seseorang duduk di sebelahku. Jantungku berdebar dengan cepat membuatkan aku tidak menentu.
“Kenapa Chaerlye tunduk? Tidak mahu memandang Razmye ke?” soal Razmye. Aku berusaha mengangkat muka memandang bakal tunangku dan ketika itu seolah-olah darahku hilang.
“Irfan!” ada senyum terukir di bibirnya.
“Terkejut?”
“Tapi..” aku tidak menghabiskan ayatku dan aku senyum. Dalam hatiku mengucap syukur. Terima kasih semua ini.
“Terima kasih tunggu kedatangan Irfan.”
“Irfan jahat. Tapi bukan Razmye ke yang akan datang?”
“Sebelah Cha tu Razmye.”
“Tapi kenapa...?”
“Beberapa tahun dulu Razmye terlibat dalam kemalangan dan mukanya cedera. Aunty bawa Razmye ke luar Negara untuk membuat pembedahan dan sebab itulah kenapa wajahnya bertukar.”
“Kenapa tidak pernah bagitau Cha dan kenapa guna nama Irfan?” soalku
“Cha dah lupa ke nama penuh Irfan? Razmye Irfan.” Aku senyum sendiri. Baruku ingat. Semua ini tidak pernahku duga dan inilah yang di namakan jodoh. Orang yang aku cintai dan yang ingin menjagaku adalah orang yang sama. Betapa bahaginya aku ketika ini semua perkara indah pada waktunya.

Sepi

Aku terbangun dalam kesunyian malam Hati terasa sakit melihat sekeliling Ada sesuatu yang telah hilang Aku rindu sosok kecil itu lagi Kuatka...